Rabu, 15 Maret 2017

REVIEW JURNAL PENERAPAN E-BISNIS SEBAGAI PEMBENTUK KEUNGGULAN BERSAING (COMPETITIVE ADVANTAGE) PADA PERUSAHAAN

PENERAPAN E-BISNIS SEBAGAI PEMBENTUK KEUNGGULAN BERSAING (COMPETITIVE ADVANTAGE) PADA PERUSAHAAN

Latar Belakang Masalah
Banyak perusahaan telah memanfaatkan TIK dengan beragam cara. Internet dan e-Bisnis banyak dimanfaatkan organisasi untuk mendukung proses bisnis dalam upayanya menjadikan perusahaan lebih efisien. Melalui Internet dan e-Bisnis dunia seolah tanpa batas, peluang mendunia terbuka lebar tapi disisi lain kenyataannya adalah nyaris tiap organisasi berpikir hal yang sama dan perusahaan tetap perlu menghadapi rival yang juga memanfaatkan TIK.
Di sisi lain, untuk dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang kian ketat, perusahaan perlu sesuatu yang dapat dimanfaatkan dan menjadi andalan perusahaan dalam bersaing. Sesuatu yang disebut keunggulan bersaing (competitive advantages).
Tren penerapan TIK yang meningkat membuat penerapan e-Bisnis kian krusial dalam membantu proses bisnis, berkolaborasi dan berinovasi. Melalui penerapan e-bisnis yang tepat sebuah perusahaan dapat menciptakan produk dan/atau layanan yang berbeda dengan pesaing, melayani pelanggan dengan lebih baik, mempersingkat waktu keluarnya produk baru, dll. Lebih jauh, pada beberapa perusahaan, ternyata penerapan e-bisnis dapat dijadikan Keunggulan Bersaing perusahaan.

Keunggulan kompetitif adalah “sesuatu hal yang lebih baik yang dilakukan organisasi dibandingkan pesaingnya”. Ketika sebuah organisasi melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan pesaing, atau memiliki sesuatu yang diinginkan pesaing, hal itu dapat disebut keunggulan kompetitif.

Karakteristik E-Bisnis
1.      Business to Business (B2B), yang hingga saat ini paling dominan dalam praktek e-bisnis;
2.      Business to Consumer (B2C), yaitu transaksi nilai dengan pembeli individual;
3.      Consumer to Business (C2B), dimana konsumen menjual produk langsung kepada konsumen lainnya;
4.      Consumer to Business (C2B), meliputi model individu yang menjual produk dan jasa kepada organisasi, serta individu yang mencari penjual, berinteraksi dengan penjual tersebut dan melakukan transaksi;
5.      Non business electronic commerce, terdiri dari institusi non bisnis seperti lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, organisasi keagamaan, organisasi sosial, dan instansi pemerintah;
6.      Intrabusiness (organizational) electronic commerce, meliputi semua aktivitas internal organisasi yang biasanya dilakukan melalui Internet dan meliputi pertukaran barang, jasa atau informasi.



Manfaat e-bisnis bagi konsumen
1.      informasi yang dapat lebih cepat diterima;
2.      konsumen dapat memperoleh barang dan jasa dengan biaya yang lebih murah karena mereka dapat berbelanja ataupun melakukan transasi kapan saja dan dimana saja, serta dapat
3.      melakukan perandingan barang dan jasa dengan lebih cepat;
4.      memungkinkan interaksi antar pelanggan dan antar perusahaan-pelanggan dengan lebih cepat.

Penerapan E-Bisnis
E-bisnis memungkinkan terciptanya model bisnis yang baru dan cara baru dalam proses bisnis. King & Clift (dari Philips 2003) mengatakan bahwa ada empat tahap para perusahaan bermigrasi ke e-Bisnis yaitu:
1.      situs, organisasi eksis di dunia maya melalui situs yang sedapat mungkin terintegrasi proses jual-beli dengan back office, sistem pelanggan dan pemasaran;
2.      menghubungkan situs ke rantai pasokan;
3.      membentuk aliansi, aliansi akan dibuat untuk menjalankan model bisnis baru. Contohnya adalah electronic share dealing via internet;
4.      mempererat industri, e-bisnis memungkinkan industri mengkombinasikan keahlian dan menghasilkan paket-pket solusi.
Penerapan e-bisnis perlu disertai dengan perubahan perspektif internal organisasi dan adaptasi
budaya organisasi. Pola penyebaran knowledge pun perlu diperbaiki karena salah satu elemen vital dalam kesuksesan penerapan e-bisnis adalah knowledge management. Perusahaan pun perlu menetapkan model bisnis yang cocok dengan e-bisnis yang diterapkan.
Dukungan internal dalam bentuk struktur organisasi, budaya organisasi dan kapabilitas SDM
sangat diperlukan demi kesuksesan penerapan e-bisnis. Ada lima teori utama untuk desain organisasi yaitu coherence design, five-track approach, process approach, self design, dan sociotechnical system yang dapat membantu organisasi melakukan reka ulang struktur oraganisasi agar lebih cocok dalam menerapkan e-bisnis. Menurut Neilson, Pasternack & Viscio (dari Philips 2003), organisasi e-bisnis bukan lagi satu entitas tunggal, namun telah menjadi perpanjangan jaringan kerja yang tersebar ke seluruh dunia, unit bisnis yang fokus pada pasar, dan berbagi layanan pendukung. Evolusi pada e-organization terjadi pada tujuh dimensi utama yaitu:
(1) struktur organisasi;
(2) kepemimpinan;
(3) karyawan dan budaya organisasi;
(4) keterikatan (coherence);
(5) pengetahuan (knowledge);
(6) aliansi;
(7) pengaturan (governance).
Penerapan e-bisnis bukan tidak beresiko. Untuk itulah perlu ada pengukuran kinerja, pengukuran resiko dan pelatihan per periode. Pada era ekonomi baru, segalanya dilakukan secara digital, pengukuran kinerja meliputi keduanya, TI dan proses bisnis.

Kesimpulan
1.      pada beberapa perusahaan, penerapan e-bisnis dapat menjadi keunggulan bersaing perusahaan;
2.      agar mendapatkan keunggulan bersaing, perusahaan perlu menentukan model bisnis yang cocok bagi perusahaan;

3.      penerapan e-bisnis agar sesuai porsi yang dibutuhkan sehingga dapat dimaksimalkan.

Selasa, 24 Januari 2017

Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Customer Relationship Management Menggunakan Teknologi Short Message Service (SMS)

Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Customer Relationship Management Menggunakan Teknologi Short Message Service (SMS)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Sistem Informasi Eksekutif”



.


Disusun oleh:
Nur Hakimatul Jariyah (4114098)


PRODI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
PETERONGAN – JOMBANG
2017


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan petunjuk, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF”. Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Eksekutif . Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberi kehendak kepada saya untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan kepada saya.
2. Bapak Endang Kurniawan, S.Kom., M.M., CEH, CHFI, CIPM. sebagai Dosen mata kuliah (Sisem Informasi Eksekutif) yang telah  membimbing saya dalam pembuatan makalah ini.
4. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah  ini.
Saya menyadari kekurangan dalam makalah ini dan mungkin masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat memotifasi, demi terciptanya perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya saya berharap semoga MAKALAH ini dapat bermanfaat bagi semua.



Jombang,  2016
Penyusun
Nur Hakimatul Jariyah



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
 Rumah sakit sebagai sebuah organisasi penyedia jasa pelayanan kesehatan memiliki fungsi sosial yang penting, yaitu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan fungsi ini, rumah sakit dituntut untuk dapat mengelola dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sebagai pelanggannya dengan baik. Oleh karena itu, rumah sakit perlu mengaplikasikan strategi bisnis untuk memenuhi tuntutan pemenuhan kebutuhan pelanggannya.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan di banyak negara kini memilih menggunakan konsep Customer Relationship Management (CRM) untuk membangun jembatan kepercayaan antara rumah sakit dengan para pasiennya. Menurut Yina (2010) banyak rumah sakit sekarang memilih menggunakan CRM untuk membangun jembatan kepercayaan antara rumah sakit dengan pasiennya sehingga pasien tidak merasa asing dengan lingkungan dan suasana rumah sakit. CRM memungkinkan rumah sakit untuk mendapatkan informasi penting tentang pasiennya dan menggunakan informasi tersebut untuk memberikan pelayanan kesehatan seefisien mungkin.
Implementasi CRM untuk pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan untuk ibu hamil perlu dilakukan, terlebih lagi dalam hal penyampaian informasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Sebagai contoh informasi kepada ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai jadwal atau keinginan seorang ibu hamil untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan kehamilannya. Penyampaian informasi yang tidak tepat sasaran, lambat dan tidak relevan dapat menyebabkan pelayanan kesehatan kepada pasien tidak maksimal sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan loyalitas pasien berkurang terhadap sarana pelayanan kesehatan. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis berpendapat bahwa untuk meningkatkan loyalitas pasien dapat digunakan aplikasi CRM menggunakan teknologi Short Message Service (SMS), sehingga dengan penerapan aplikasi CRM menggunakan teknologi SMS maka informasi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dapat tersampaikan secara tepat sasaran, tepat waktu dan relevan sehingga dapat digunakan untuk mempertahankan loyalitas pasien.
1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana cara kerja Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Customer Relationship Management Menggunakan Teknologi Short Message Service (SMS) ?

1.3  Tujuan
Untuk mengetahui cara kerja Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Customer Relationship Management Menggunakan Teknologi Short Message Service (SMS).

1.4  Metode dalam Penyusunan Makalah
Metode penulisan yang dipakai dalam penyusunan makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:
 1.4.1   Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penulisan pada laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1.        Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara komunikasi secara langsung dengan karyawan untuk mendapatkan gambaran alur pendistribusian data.
2.        Studi Literatur yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.        Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan.
 1.4.2   Sumber Data
1.      Data Primer
• Hasil observasi
• Hasil wawancara
2.       Data Sekunder
• Dokumen Rekam Medis (DRM)
• Dokumen berupa alur dan prosedur pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan untuk ibu hamil.
3.       Subyek Penelitian
• Petugas rekam medis
• Bidan
• Petugas administrasi

1.5  Metodologi
Sistem  ini menerapkan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) atau Daur Hidup Pengembangan Sistem dengan model Waterfall. Metode ini digunakan untuk membagi tahap-tahap pengembangan sistem menjadi lima bagian (Rosa dan Shalahuddin, 2011).
1. Tahap Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak;
2. Desain;
3. Pembuatan Kode Program;
4. Pengujian;
5. Pemeliharaan
Mengingat keterbatasan waktu pada penelitian ini, model Waterfall yang digunakan hanya sampai tahap pengujian.





BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Sistem Informasi
Sistem adalah sekelompok elemen yang saling berinteraksi hingga membentuk satu kesatuan. Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti. Sedangkan data adalah fakta-fakta yang menggambarkan peristiwa yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik yang belum diatur atau diproses. Jika sistem informasi dapat didefinisikan sebagai seperangkat elemen yang bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengawasan, analisis, dan visualisasi dalam organisasi (Cahyaningrum, 2013).
2.2  Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam pasal 7 menyebutkan bahwa “Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab”. SIK bertugas menjawab tantangan ini. SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Banyak sekali manfaat SIK yang dapat membantu para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten/kota, provinsi dan pusat) dan sistem kesehatan, menurut Wijaya (2011) dalam hal :
a.       Mendukung manajemen kesehatan,
b.      Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan,
c.       Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas,
d.      Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence-based decisions),
e.       Mengalokasikan sumber daya secara optimal,
f.       Membantu peningkatan efektifitas dan efisiensi
g.      Membantu penilaian transparansi
2.3  Metodologi
Sistem  ini menerapkan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) atau Daur Hidup Pengembangan Sistem dengan model Waterfall.
1.        System / Informasi Engineering and Modeling. Pemodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut Project Definition (Khoirunnisa, Priana, Islam, & Hidayah, 2013).
2.        Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan (Khoirunnisa, Priana, Islam, & Hidayah, 2013).
3.        Design. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprintsoftware sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software (Khoirunnisa, Priana, Islam, & Hidayah, 2013).
4.        Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap desain yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer  (Khoirunnisa, Priana, Islam, & Hidayah, 2013).
5.        Testing / Verification. Sesuai yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya (Khoirunnisa, Priana, Islam, & Hidayah, 2013).
6.        Maintenance. Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya tetap seperti saat ini. Ketika dijalankan kemungkinan terdapat error kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya (Khoirunnisa, Priana, Islam, & Hidayah, 2013).




Gambar 2.1 Waterfall Model (Kurniawan, 2015).

2.4  CRM ( Customer Relationship Management )
Customer Relationship Management atau CRM merupakan singkatan yang paling populer di kalangan orang-orang sales dan marketing, yang dalam bahasa Indonesia berarti Manajemen Hubungan Pelanggan (MHP). Telaah per katanya adalah: Pelanggan (customer), dalam kamus bahasa Inggris artinya adalah seseorang yang berulang kali atau teratur melakukan pembelian kepada seorang pedagang. Hubungan (relationship) adalah bentuk komunikasi dua arah antara pembeli dan penjual. Manajemen, artinya pengelolaan (secara luas tanpa perlu menjabarkan detail bagaimana mengelola sesuatu). Jadi definisi diatas kalau digabungkan kira-kira menjadi pengelolaan hubungan dua arah antara suatu perusahaan dengan orang yang menjadi pelanggan di perusahaan tersebut (Danardatu, 2003).
CRM saat ini menggunakan teknologi informasi untuk membuat sistem dalam perusahaan yang dapat mengintegrasikan dan mengotomatisasikan banyak proses pelayanan kepada pelanggan seperti dalam penjualan dan pemasaran, sehingga sistem yang dihasilkan dapat berinteraksi dengan para pelanggan perusahaan (O’Brien, 2005).
Sistem CRM meliputi sekelompok modul perangkat lunak yang menyediakan fasilitas dan sarana untuk membantu perusahaan dan para karyawannya memberikan pelayanan yang cepat, dapat diandalkan dan konsisten ke para pelanggannya (O’Brien, 2005).
Menurut www.siebel.com (Wahyudin, 2011) CRM merupakan pendekatan bisnis yang memanfaatkan teknologi untuk mencari, mendapatkan, dan mempertahankan customer. Customer dapat berhubungan dengan perusahaan melalui media apapun seperti web, email, call center, field service maupun partner networks di mana dan kapan pun. CRM membantu perusahaan untuk memaksimalkan hubungan yang menguntungkan dengan customer dan memberikan pelayanan terbaik yang diinginkan oleh customer. Masih menurut Danardatu (2003) CRM dalam perkembangannya juga bisa didefinisikan sebagai berikut:
a.       CRM adalah sebuah istilah industri TI untuk metodologi, strategi, perangkat lunak dan atau aplikasi berbasis web lainnya yang mampu membantu sebuah perusahaan untuk mengelola hubungannya dengan para pelanggan.
b.      CRM adalah usaha sebuah perusahaan untuk berkonsentrasi menjaga pelanggan (supaya tidak lari ke pesaing) dengan mengumpulkan segala bentuk interaksi pelanggan baik itu lewat telepon, email, masukan di situs atau hasil pembicaraan dengan staf sales dan marketing.
c.       CRM adalah sebuah strategi bisnis menyeluruh dari suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut secara efektif bisa mengelola hubungan dengan para pelanggan.
CRM membantu perusahaan untuk mengembangkan produk baru berdasarkan pengetahuan yang lengkap tentang keinginan pelanggan, dinamika pasar dan pesaing dengan cara (Danardatu, 2003) (Trismianto Asmo Sutrisnoa, Toni Prahastob, Suhartonoc, 2012):
a.       Menjaga pelanggan yang sudah ada;
b.      Menarik pelanggan baru;
c.       Cross Selling yaitu menjual produk lain yang mungkin dibutuhkan pelanggan berdasarkan pembeliannya;
d.      Upgrading yaitu menawarkan status pelanggan yang lebih tinggi (gold card versus silver card);
e.       Identifikasi kebiasaan pelanggan untuk menghindari penipuan;
f.       Mengurangi resiko operasional karena data pelanggan tersimpan dalam satu sistem;
g.      Respon yang lebih cepat ke pelanggan;
h.      Meningkatkan efisiensi karena otomasi proses;
i.        Meningkatkan kemampuan melihat dan mendapatkan peluang.

2.5  Ratai Nilai CRM
rantai nilai CRM yaitu acquisition (mendapatkan pelanggan), enhancement (melayani pelanggan) dan retention (mempertahankan pelanggan).
1. Acquisition
Bisnis bergantung pada perangkat lunak CRM dan database untuk membantu memperoleh pelanggan baru dengan melakukan pekerjaan seperti mengatur kontak dari pelanggan, penjualan kepada pelangganyang potensial, penjualan, pemasaran langsung, dan pemenuhan atas permintaan. Tujuan dari fungsi CRM adalah untuk membantu pelanggan merasakan nilai dari sebuah produk unggulan yang ditawarkan oleh perusahaan.
2. Enhancement
Web memberikan kemudahan bagi CRM untuk account web managementcustomer service, dan alat-alat bantu lainnya untuk membantu pelanggan merasa senang dengan layanan yang sangat baik dari respon yang diberikan oleh seluruh tim, baik dari tim pemasaran, layanan, bahkan dari mitra bisnis. Perusahaan juga menyediakan fitur tambahan seperti cross sell dan up sell untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Nilai yang didapat adalah pelanggan akan melakukan one stop shopping.
3. Retention
Dengan perangkat lunak CRM yang ada dan database membantu perusahaan untuk melakukan analisa, mengidentifikasi, dan menentukan pelanggan yang loyal. Perusahaan memberikan hadiah khusus bagi pelanggan yang loyal sehingga pelanggan tetap dapat loyal. Nilai yang didapat oleh pelanggan adalah mendapat hubungan pelanggan yang lebih personal dengan ”perusahaan mereka sendiri”.

2.6  Short Message Service (SMS)
Menurut Kurniawan (2006) dalam Sugiono (2007) SMS adalah salah satu fasilitas dari teknologi Global System for Mobile Communication (GSM) yang memungkinkan mengirim dan menerima pesan singkat berupa text dengan kapasitas maksimal 160 karakter dari Mobile Station. Kapasitas maksimal ini tergantung dari alphabet yang digunakan, untuk alphabet Latin maksimal 160 karakter, dan untuk non–Latin misalnya alphabet Arab atau China maksimal 70 karakter.
Menurut Suwanto dan Setiawan (2006) dalam Sugiono (2007) secara lebih komprehensif mengemukakan SMS merupakan suatu fasilitas untuk mengirim dan menerima suatu pesan singkat berupa teks melalui perangkat nirkabel yang merupakan perangkat komunikasi yang tidak terhubung dengan kabel, dalam hal ini perangkat nirkabel yang digunakan adalah telepon selular. Salah satu kelebihan dari SMS adalah biaya yang murah. Selain itu SMS merupakan metode store dan forward sehingga keuntungan yang didapat adalah pada saat telepon selular penerima tidak dapat dijangkau, dalam arti tidak aktif atau diluar service area, penerima tetap dapat menerima SMSnya apabila telepon selular tersebut sudah aktif kembali. SMS menyediakan mekanisme untuk mengirimkan pesan singkat dari dan menuju media-media wireless dengan menggunakan sebuah Short Messaging Service Center (SMSC), yang bertindak sebagai sistem yang berfungsi menyimpan dan mengirimkan kembali pesan-pesan singkat. Jaringan wireless menyediakan mekanisme untuk menemukan station yang dituju dan mengirimkan pesan singkat antara SMSC dengan wireless station. SMS mendukung banyak mekanisme input sehingga memungkinkan adanya interkoneksi dengan berbagai sumber dan tujuan pengiriman pesan yang berbeda.
Menurut Setiadi (2011), SMS bukan merupakan teknologi yang baru sehingga penggunaannya sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat kota dan pedesaan, tidak terbatas hanya untuk sarana komunikasi pengganti percakapan lisan diantara dua orang, SMS saat ini juga ramai digunakan untuk voting, kuis, lelang, banking, pemesanan barang, promosi, undangan, dan masih banyak lagi. SMS mempunyai kelebihan antara lain:
a.       Semua ponsel memiliki fitur SMS, tidak perduli apakah ponsel tersebut adalah ponsel tercanggih ataupun ponsel lama yang hanya memiliki satu baris layar sederhana seperti kalkulator.
b.      SMS juga tetap dapat terkirim walaupun ponsel penerima tidak dalam keadaan aktif dalam limit waktu tertentu (memiliki validity period).
c.       Biaya yang relatif murah, sehingga pengguna bisa memilih operator yang menawarkan paket pengiriman SMS dengan biaya yang sangat murah.
d.      Pengiriman SMS umumnya juga cepat.

2.7  Gammu
Gammu adalah dalah sebuah service yang digunakan untuk membangun aplikasi yang berbasis SMS Gateway. Setelah seseorang sukses men-setting aplikasi Gammu, maka orang tersebut sudah bisa membangun aplikasi SMS Gateway dengan menggunakan bahasa pemograman dalam platform apapun, baik itu web based seperti PHP atau juga dengan menggunakan desktop application seperti Visual Basic, Delphi dan lain sebagainya (Setiadi, 2011).
Gammu sendiri adalah sebuah software yang “free and open source” artinya seseorang bebas untuk untuk menggunakan aplikasi ini secara gratis alias tidak perlu membayar dan source code dari aplikasi ini bebas untuk dimodifikasi secara penuh untuk kemudian dapat di-compile ulang sesuai dengan keinginannya. Aplikasi Gammu juga tersedia dalam berbagai macam platform sistem operasi Windows dan sistem operasi yang berbasis Linux atau Unix.
Kemampuan Gammu selain bisa untuk mengirim dan menerima SMS, Gammu juga bisa mengirim dan menerima Multimedia Messaging Service (MMS), mem-backup atau me-restore phonebook, serta upload dan download file ke handphone. Gammu support untuk lebih dari 400 jenis handphone. Orang dapat melihat daftar handphone yang dapat di-support oleh Gammu di http://www.gammu.org/ support/phones/phonedb.php.

2.8  nbfhdf



BAB III
ANALISIS SISTEM
3.1  Analisis Sistem
Dengan menggunakan analisis kebutuhan, maka kita dapat menspesifikasikan masalah kebutuhan dalam Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Customer Relationship Management Menggunakan Teknologi Short Message Service (SMS) yaitu : untuk memudahkan penyampaian informasi yang tidak tepat sasaran, lambat dan tidak relevan.
a.         Kebutuhan Fungsional
1.      Adanya fitur login dan logout
2.      Adanya CRUD
3.      Adanya perangkat lunak Gammu yang berfungsi sebagai gateway yaitu penerjemah interkoneksi protokol handphone agar bisa digunakan datanya pada perangkat komputer menghasilkan sembilan entitas, yaitu daemons, gammu, inbox, outbox, outbox_multipart, pbk, pbk_groups, phones dan sentitems.
4.      Adanya fitur registrasi pendaftaran ibu hamil, secara otomatis tersusun jadwal waktu pemeriksaan antenatal sesuai dengan kriteria yang disyaratkan pada alinea ke tujuh di atas. Seorang ibu hamil akan pendapat SMS konfirmasi, kapan waktunya untuk memeriksakan kehamilannya untuk memperoleh palayananan antenatal.
b.        Kebutuhan Non Fungsional
Selain kebutuhan fungsional, tentu sebuah sistem juga memiliki kebutuhan non fungsional diantaranya:
a.        User Friendly
User Friendly adalah kebutuhan non fungsional terkait dengan kemudahan pengguna sistem atau perangkat lunak oleh pengguna sistem.
b.        Portability
Portability adalah kemudahan dalam mengakses sistem ini.

c.         Availability
Availability adalah kebutuhan terkait dengan ketersediaan sistem ini berjalan 24 jam nonstop, kecuali ada maintenance atau perbaikan sistem.
d.        Security
Security sebagai fitur pelengkap untuk pelapis keamanan data, sistem ini dilengkapi dengan halaman login yang hanya dapat diakses oleh pengguna yang hanya memiliki akun.

3.2  Sistem Aplikasi



Gambar 3.1 Sistem Aplikasi
Berdasarkan Gambar 3.1 diketahui dalam pembuatan modul aplikasi perangkat lunak tidak terlepas dari rantai nilai CRM yaitu acquisition (mendapatkan pelanggan), enhancement (melayani pelanggan) dan retention (mempertahankan pelanggan).
1.      Acquisition, membuat modul master data yang terdiri dari data dokter, data obat, data pengguna, data penyakit, data poliklinik, data tindakan dan data wilayah yang terdiri dari wilayah provinsi, wilayah kabupaten/kota, wilayah kecamatan dan wilayah kelurahan/desa serta membuat modul pendaftaran pasien.
2.      Enhancement, membuat modul transaksi pelayanan kesehatan serta pasien menerima SMS antenatal berupa SMS konfirmasi untuk memeriksakan kehamilannya dan modul SMS tanya jawab berupa pengiriman SMS pertanyaan dari pasien kepada rumah sakit.
3.      Retention, membuat modul laporan dan modul SMS kritik dan saran berupa pengiriman SMS berupa kritik atau saran dari pasien kepada rumah sakit.

3.3  Cara Kerja Sistem


Gambar 3.2 Cara Kerja Sistem
Berdasarkan Gambar 3.2 diperoleh informasi:
a.       Entitas Petugas, data dan informasi yang masuk ke sistem yang berasal dari entitas petugas ada 17 yaitu data pernikahan, data pendidikan, data agama, data pekerjaan, data cara datang, data cara bayar, data penyakit, data dokter, data pasien, data pengguna, data obat, data tindakan, data poliklinik, data provinsi, data kabupaten, data kecamatan dan data kelurahan.
b.      Entitas Pasien, data dan informasi yang keluar dari sistem menuju entitas pasien ada 4 yaitu SMS antenatal, kwitansi dan Kartu Identitas Berobat (KIB). Sedangkan data dan informasi yang masuk ke sistem yang berasal dari entitas pasien ada 2 yaitu SMS kritik dan saran dan SMS pertanyaan.
c.  Entitas Manajemen, data dan informasi yang keluar dari sistem menuju entitas manajemen ada 3 yaitu laporan pasien berobat, laporan jumlah pasien dan laporan SMS pasien. 

3.4 Entitas Gammu
Perangkat lunak Gammu yang berfungsi sebagai gateway yaitu penerjemah interkoneksi protokol handphone agar bisa digunakan datanya pada perangkat komputer menghasilkan sembilan entitas yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data nomor telepon, SMS yang dikirim dan SMS yang diterima. Sembilan entitas tersebut adalah daemons, gammu, inbox, outbox, outbox_multipart, pbk, pbk_groups, phones dan sentitems. Tidak semua entitas digunakan untuk mendukung sistem informasi yang dibuat, hanya entitas inbox, entitas outbox dan entitas sentitems yang digunakan. Entitas inbox berfungsi sebagai tempat menyimpan data SMS yang masuk, entitas outbox berfungsi sebagai penampung sementara data SMS yang akan dikirim dan entitas sentitems berfungsi sebagai tempat menyimpan data SMS yang dikirim.

Gambar 3.3 Entitas Gammu

3.5. Jadwal Pelayanan Antenatal
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa sebaiknya ibu hamil memeriksakan kehamilannya lebih dari 4 kali selama kehamilannya agar nanti pada saat persalinan, ibu tersebut dapat menjalani persalinan yang sehat dan aman. ”Ibu hamil berdasarkan standar yang telah ditetapkan memperoleh pelayanan antenatal dengan jadwal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga, tetapi demi mendapatkan persalinan yang sehat dan aman sebaiknya ibu hamil tersebut memeriksakan kehamilannya lebih dari standar yang telah ditetapkan dengan jadwal sampai dengan kehamilan 28 minggu periksa empat minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu perlu pemeriksaan satu minggu sekali. Selain itu perlu juga ditanyakan kepada ibu hamil kapan hari pertama haid terakhirnya yang biasa disebut Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) yang berguna untuk menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) dari bayi yang dikandung. HPL dapat diperoleh dari HPHT ditambah 40 minggu atau 280 hari. 40 minggu merupakan umur kehamilan normal”.
Minggu 0 – Minggu 28, diketahui Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 28 Januari 2012, pertama kali memeriksakan kehamilannya tanggal 5 Maret 2012, sehingga untuk kunjungan berikutnya dengan interval 4 minggu yaitu Kunjungan 2 tanggal 2 April 2012, Kunjungan 3 tanggal 30 April 2012, Kunjungan 4 tanggal 28 Mei 2012, Kunjungan 5 tanggal 25 Juni 2012, Kunjungan 6 tanggal 23 Juli 2012 dan kunjungan berikutnya yang seharusnya tanggal 20 Agustus 2012 tidak ditetapkan sebagai kunjungan berikutnya karena sudah melewati batas minggu ke 28 yaitu tanggal 11 Agustus 2012.
Minggu 28 – Minggu 36, setelah Kunjungan 6 tanggal 23 Juli 2012, maka kunjungan berikutnya dengan interval 2 minggu yaitu Kunjungan 7 tanggal 6 Agustus 2012, Kunjungan 8 tanggal 20 Agustus 2012, Kunjungan 9 tanggal 3 September 2012, Kunjungan 10 tanggal 17 September 2012, Kunjungan 11 tanggal 1 Oktober 2012 dan kunjungan berikutnya yang seharusnya tanggal 15 Oktober 2012 tidak ditetapkan sebagai kunjungan berikutnya karena sudah melewati batas minggu ke 36 yaitu tanggal 6 Oktober 2012.


Minggu 36 – Minggu 40, setelah Kunjungan 11 tanggal 1 Oktober 2012, maka kunjungan berikutnya dengan interval 1 minggu yaitu Kunjungan 12 tanggal 8 Oktober 2012, Kunjungan 13 tanggal 15 Oktober 2012, Kunjungan 14 tanggal 22 Oktober, Kunjungan 15 tanggal 29 Oktober 2012 dan kunjungan berikutnya yang seharusnya tanggal 5 Nopember 2012 tidak ditetapkan sebagai kunjungan berikutnya karena sudah melewati batas minggu ke 40 yaitu tanggal 3 Nopember 2012. Batas minggu ke 40 yaitu tanggal 3 Nopember 2012 disebut juga dengan Hari Perkiraan Lahir (HPL).


BAB IV
IMPLEMENTASI
4.1. Sistem Penamaan dan Sistem Penomoran
Sistem penamaan pasien menggunakan nama sendiri dan tidak dibalik sehingga setiap penulisan nama pasien yang berobat di Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo harus sesuai dengan nama sendiri dengan tujuan memudahkan identitas pasien. Penamaan pasien untuk penyimpanan dokumen rekam medis yang akan disimpan dalam folder, maka penulisan nama pasien dilengkapi dengan memberikan sapaan By, An, Sdr , Nn, Ny, Tn dibelakang nama pasien. Pasien yang memiliki nama keluarga maka penulisan namanya ditulis sebagaimana aslinya, sebagai contoh:
Nama : Trismianto Asmo Sutrisno
Status : Menikah
Penulisan : Trismianto Asmo Sutrisno, Tn
Sistem penomoran pasien menggunakan Sistem Penomoran Unit (Unit Numbering System) yaitu setiap pasien yang datang berobat mendapat satu nomor rekam medis untuk selamanya. Satu nomor rekam medis tersebut digunakan oleh satu pasien untuk berobat di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Setiap pasien yang datang pertama kali ke rumah sakit mendapat satu nomor rekam medis dan digunakan kembali pada kunjungan berikutnya sehingga formulir rekam medis pasien tersimpan dalam satu folder. Hal ini dimaksudkan supaya informasi yang ada dalam formulir rekam medis pasien dapat disatukan dalam satu dokumen rekam medis pasien dan informasinya dapat terus berkesinambungan.

4.3. Implementasi Sistem
Implementasi rantai nilai CRM dalam pembuatan perangkat lunak aplikasi yaitu acquisition (mendapatkan pelanggan), enhancement (melayani pelanggan) dan retention (mempertahankan pelanggan) telah dilakukan, yaitu dengan pembuatan modul-modul aplikasi.
Pembuatan modul yang mendukung rantai nilai CRM acquisition (mendapatkan pelanggan) yaitu modul master data dan modul pendaftaran pasien. Modul master data yang dibuat terdiri dari modul-modul data dokter, data obat, data pengguna, data penyakit, data poliklinik, data tindakan dan data wilayah (wilayah provinsi, wilayah kabupaten/kota, wilayah kecamatan dan wilayah kelurahan/desa). Sedangkan modul pendaftaran pasien terdiri dari modul KIUP elektronik dan modul master pasien.
  1.  Halaman Master Data Dokter


Gambar 4.1 Modul Master Data Dokter
Pada gambar 4.1 menunjukkan data dokter. Pada data penyakit terdapat kode dokter, nama dokter, dan spesialisasi. Pada gambar 4.1 juga terdapat beberapa ketentuan yaitu : kode dokter harus 5 karakter, nama dokter maksimal 40 karakter, dan spesialisasi maksimal 20 karakter. Untuk menghapus data tekan Ctrl+D, untuk menambah data tekan Ctrl+T, untuk melihat isis spesialisasi dokter tekan TAB di kolom spesialisasi, dan untuk membatalkan perubahan atau keluar dari program tekan ESC.

2.      Halaman Master Data Penyakit


Gambar 4.2 Modul Master Data Penyakit
Pada gambar 4.2 menunjukkan data penyakit. Pada data penyakit terdapat kode penyakit dan nama penyakit. Dan halaman ini terdapat fitur tambah data, hapus data, dan exit.

3.  Halaman Master Data Pasien


Gambar 4.3 Master Data Pasien
Pada gambar 4.3 menunjukkan biodata pasien. Dan halaman ini terdapat fitur simpan data pasien, hapus data pasien, nama anak, dan pasien berobat.

4.      Halaman Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) Elektronik


Gambar 4.4 Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) Elektronik

Pembuatan modul yang mendukung rantai nilai CRM enhancement (melayani pelanggan) yaitu modul transaksi pelayanan kesehatan berupa pencatatan semua transaksi pelayanan kesehatan yang diterima pasien disimpan dalam database serta pasien menerima SMS antenatal berupa SMS konfirmasi untuk memeriksakan kehamilannya dan modul SMS tanya jawab berupa pengiriman SMS pertanyaan dari pasien kepada pihak rumah sakit.

5.      Halaman Registrasi Pasien Berobat


Gambar 4.5Registrasi Pasien Berobat
Pada gambar 4.5 menerangkan bahwa semua catatan mengenai pasien yang berobat disimpan dalam database seperti tanggal berobat, poliklinik yang dituju, dokter yang melayani, diagnosa penyakit, cara datang pasien, cara bayar pasien, cara pulang pasien, status pasien dan kasus penyakit pasien.

6.      Halaman Registrasi Ibu Hamil


Gambar 4.6 Modul Registrasi Ibu Hamil
Pada gambar 4.6 menerangkan bahwa ibu hamil yang datang berobat didaftarkan dan disimpan datanya dalam database lengkap dengan tanggal-tanggal kunjungan pelayanan antenatal. Berdasarkan tanggal-tanggal tersebut pasien akan menerima SMS konfirmasi untuk datang berkunjung ke rumah sakit memeriksakan kehamilannya (SMS antenatal).

7.      Halaman Pengiriman SMS Konfirmasi Pemeriksaan Kehamilan (SMS Antenatal)


Gambar 4.7 Modul Pengiriman SMS Konfirmasi Pemeriksaan Kehamilan (SMS Antenatal)

Pasien ibu hamil atau pasien yang lainnya dapat mengirimkan SMS pertanyaan kepada pihak rumah sakit. Fasilitas pengiriman SMS pertanyaan dari pasien kepada pihak rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan komitmen rumah sakit dalam memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada para pasiennya sehingga loyalitas pasien terhadap rumah sakit juga tinggi. Format SMS yang diperbolehkan dalam mengirimkan pertanyaan adalah
TANYA<spasi>NOMOR_REKAM_MEDIS<spasi>PERTANYAANNYA

8.       Halaman Pengiriman SMS Pertanyaan


Gambar 4.8 Contoh Pengiriman SMS Pertanyaan

Pembuatan modul yang mendukung rantai nilai CRM retention (mempertahankan pelanggan) yaitu modul SMS kritik saran berupa pengiriman SMS yang berisi kritik atau saran dari pasien kepada pihak rumah sakit dan modul pembuatan laporan. Sedangkan format SMS yang diperbolehkan dalam mengirimkan SMS kritik saran adalah SARAN<spasi>NOMOR REKAM MEDIS<spasi>ISI SMS.
Pembuatan modul SMS kritik saran ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit kepada para pasiennya, karena dengan adanya kritik, saran atau masukkan dari pasien kepada rumah sakit maka rumah sakit dapat memperbaiki bahkan meningkatkan kualitas pelayanannya. Hal ini tentunya diharapkan juga dapat mempertahankan loyalitas pasien. Sedangkan dari modul pembuatan laporan maka diharapkan dari laporan-laporan yang dihasilkan dapat membantu pihak manajemen dalam mengambil kebijakan-kebijakan terkait peningkatan pelayanan kepada para pasien.




BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah penggunaan aplikasi perangkat lunak yang dihasilkan tidak terlepas dari rantai nilai CRM yaitu acquisition (mendapatkan pasien), enhancement (meningkatkan pelayanan kepada pasien) dan retention (mempertahankan pasien).
Modul yang mendukung acquisition (mendapatkan pasien) terdiri dari modul master data (data dokter, data obat, data pengguna, data penyakit, data poliklinik, data tindakan dan data wilayah yang terdiri dari wilayah provinsi, wilayah kabupaten/kota, wilayah kecamatan dan wilayah kelurahan/desa) serta membuat modul pendaftaran pasien (KIUP elektronik dan modul master pasien).
Modul yang mendukung enhancement (meningkatkan pelayanan kepada pasien) yaitu modul transaksi pelayanan kesehatan serta pasien menerima SMS antenatal berupa SMS konfirmasi untuk memeriksakan kehamilannya dan modul SMS tanya jawab berupa pengiriman SMS pertanyaan dari pasien kepada pihak rumah sakit.
Modul yang mendukung retention (mempertahankan pasien) yaitu modul pembuatan laporan dan modul SMS kritik dan saran berupa pengiriman SMS berupa kritik atau saran dari pasien kepada pihak rumah sakit. Ibu hamil berdasarkan standar yang telah ditetapkan memperoleh pelayanan antenatal dengan jadwal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga, tetapi demi mendapatkan persalinan yang sehat dan aman sebaiknya ibu hamil tersebut memeriksakan kehamilannya lebih dari standar yang telah ditetapkan dengan jadwal sampai dengan kehamilan 28 minggu periksa empat minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu perlu pemeriksaan satu minggu sekali.
Perangkat lunak Gammu yang berfungsi sebagai gateway yaitu penerjemah interkoneksi protokol handphone agar bisa digunakan datanya pada perangkat komputer menghasilkan sembilan entitas, yaitu daemons, gammu, inbox, outbox, outbox_multipart, pbk, pbk_groups, phones dan sentitems.
Pada fitur registrasi pendaftaran ibu hamil, secara otomatis tersusun jadwal waktu pemeriksaan antenatal sesuai dengan kriteria yang disyaratkan pada alinea ke tujuh di atas. Seorang ibu hamil akan pendapat SMS konfirmasi, kapan waktunya untuk memeriksakan kehamilannya untuk memperoleh palayananan antenatal.
5.2  Saran
Untuk pengembangan dari sistem yang telah dibuat maka disarankan :
a. Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Customer Relationship Management Menggunakan Teknologi Short Message Service (SMS) b ini dalam kedepannya perlu adanya penambahan fitur-fitur yang diperlukan.
b. Pada Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Customer Relationship Management Menggunakan Teknologi Short Message Service (SMS) ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu perlu penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut.



DAFTAR PUSTAKA
Trismianto Asmo Sutrisnoa, Toni Prahastob, Suhartonoc. (2012). Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan. Jurnal Sistem Informasi Bisnis .

http://eprints.mdp.ac.id/1040/1/63hrdyjurnal%20siap.pdf
http://journal.uad.ac.id/index.php.JIFO/article/download/2043/1307